top of page

Menjalani Hidup adalah seperti Memasak

  • Writer: Gusti Siagian
    Gusti Siagian
  • Oct 6, 2018
  • 6 min read

  • A. Tentang Hidup dan Pilihan

Seperti berlian yang memiliki banyak sudut, hidup pun begitu relatif dan memiliki banyak perspektif, tergantung dari sudut mana kita mau memandangnya dan ukuran apa yang hendak kita pakai dalam memaknai sesuatu. Menurut saya mau/tidak mau, sadar/tidak sadar, pandangan kita tentang kehidupan akan sangat mempengaruhi berbagai macam keputusan kita dalam bertindak. Karena sebagai manusia, Tuhan memberikan kita kehendak bebas,yang menjadikan hidup ini adalah pilihan.

brilliant carat crystal

“You are a free man, You are free to choose yet every choice that we’ve made have consequences”.


Setiap hari kita dihadapkan kepada pilihan – pilihan yang harus kita ambil, baik itu pilihan kecil maupun pilihan besar, entah itu hal kecil seperti memilih menunda jam bangun tidur, memilih baju apa yang hendak dipakai, memilih masuk kerja atau bolos kerja, atau yang lebih serius seperti memilih mau jadi karyawan atau berwirausaha, memilih deal atau tidak dalam transaksi yang mungkin nilainya milyaran rupiah, memilih pasangan hidup dan banyak lagi pilihan hidup yang lainnya. Setiap pilihan yang kita buat memiliki dampak dan konsekuensi bagi masa depan kita entah itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Bukankah hal ini menjadikan cara kita membuat keputusan, ukuran yang kita pakai, dan hal – hal yang mempengaruhi kita dalam membuat keputusan menjadi begitu sangat penting?


  • B. Kata mereka tentang kehidupan

Friends talk each other

Kemarin saya mengadakan survey sederhana di sosial media saya, menanyakan pandangan teman – teman saya tentang apa itu hidup, bagaimana mereka memaknai kehidupan, dan saya menemukan jawaban yang sangat beragam. Ada yang mengatakan hidup itu seperti sedang berjudi, ada kalanya menang, ada kalanya kita kalah. Ada yang berkata hidup itu seperti sebuah perjalanan yang misterius, terkadang kita berjuang melewati lembah, namun ada kala kita berjuang menuju puncak gunung, dan dalam prosesnya selalu ada hal – hal baru yang bisa kita temui. Ada yang berkata hidup itu seperti waktu, seperti sebilah pisau, wine dll.


Pandangan – pandangan kita tentang kehidupan, baik sadar maupun bawah sadar akan sangat mempengaruhi bagaimana kita menjalani kehidupan. Misal jika kita memandang hidup bagaikan sedang berjudi. Judi dalam permainan kartu misalnya, kadang kita dapat kartu jelek, kadang dapat kartu bagus, namun kita hanya bisa memainkan kartu yang dibagikan pada kita, tak bisa memainkan kartu milik orang lain. Selain itu kita tidak tahu pasti apakah kita akan menang atau kalah, yang dapat kartu bagus tidaklah selalu menang dan yang dapat kartu jelek pun masih punya kesempatan meraih kemenangan, tergantung strategi dan kepintaran dalam memainkannya. Jika kita memaknai hidup demikian, maka kita akan selalu waspada, responsif, bisa pasrah, namun bisa juga tidak menyerah dalam menentukan strategi terbaik dalam menghadapi sesuatu. Jika kita memandang hidup adalah perjalanan yang misterius, mungkin kita akan terdorong untuk menyukai tantangan, selalu ingin mencoba hal – hal yang baru, selalu ingin mencari tahu dan meningkatkan diri. Jika kita memandang kehidupan itu seperti wine, mungkin kita adalah orang – orang yang mendambakan hikmat dan pengetahuan, menyukai hal – hal yang berkelas dan membuat diri berbeda, dsb. Bagaimana kita memandang kehidupan akan menentukan pilihan – pilihan yang akan kita ambil dalam kehidupan itu sendiri.


Namun saya bersyukur melihat jawaban – jawaban teman saya, walau berbeda – beda, hampir semuanya dari mereka melibatkan Tuhan dalam pandangan mereka. Contoh yang memandang hidup ini seperti berjudi berkata, “ada kala kita menang, ada kala kita kalah, namun pilihlah selalu Tuhan, karena saat kita memilih Tuhan maka kita memiliki harapan menang yang tinggi, bahkan saat kita merasa diri kita kalah pun Tuhan punya kuasa untuk mengubahnya menjadi kebaikan bagi kita”. Yang memandang hidup ini bagaikan perjalanan yang misterius berkata, “Terkadang kita harus melewati lembah, kadang berada di hutan belantara, terkadang kita berjuang untuk sampai ke puncak gunung. Namun dengan Tuhan setiap pengalaman itu berharga, saat terjatuh kita diangkat, saat tersesat kita ditemukan dan dibimbing kembali, saat kita lemah kita dikuatkan untuk tak pernah menyerah”. Contoh lain yang memandang hidup bagaikan sebilah pisau berkata, “kita akan diasah dan diproses menjadi tajam. Waktu adalah proses itu, jikalau kita tahan maka kita akan menjadi tajam, sebaliknya jika tidak kita akan menjadi tumpul. Pisau yang tajam akan selalu berada di sarung pemiliknya sementara pisau yang tumpul akan diletakkan di lumbung menunggu karat datang memeluknya”, dll.

Semua pandangan di atas menjadi sangat benar dan sangat kuat karena ada Tuhan di dalamnya. Karena hidup ini memang adalah tentang Tuhan, mustahil menemukan arti dan tujuan hidup jika kita tidak melihat kepada pencipta kita, Sang Penciptalah yang paling mengenal ciptaannya bahkan lebih baik dari ciptaan itu mengenal dirinya sendiri. Sang Pencipta pulalah yang melihat dan memiliki gambaran besar tentang semesta, bagaimana setiap bagian – bagian di dalamnya memiliki fungsinya masing-masing, saling terintegrasi untuk tujuan dan maksud yang lebih besar bagaikan sebuah sistem raksasa. Jadi hidup tentang Tuhan haruslah merupakan ide utama, ide inti dan fondasi dasar bagaimana kita memandang kehidupan, walaupun pengembangannya dan penerapannya bisa berbeda – beda tergantung kita masing – masing seperti pendapat beberapa temanku tadi.


  • C. Menurutku Hidup adalah Seperti Memasak

Cook Cooking Cuisine

Saya sendiri bagaimana? Bagaimana pandangan saya tentang kehidupan? Bagaikan sudut berlian, saya memiliki banyak sekali pandangan tentang apa itu kehidupan. Namun sesuai judul tulisan ini, akhir – akhir ini saya belajar bahwa menjalani hidup itu adalah seperti kita sedang memasak dan mempersiapkan makanan. Semua orang bisa memasak, namun tak semua orang mahir melakukannya, bahkan hanya sedikit orang saja yang bisa menjadi koki kelas dunia. Ada yang memasak hanya dengan bahan – bahan yang tersedia padanya, ada yang memasak tanpa memikirkan resep dan melakukannya begitu saja tanpa tahu sebenarnya mau masak apa sebelumnya, namun ada pula yang memasak dengan memikirkan resepnya terlebih dahulu, lalu pergi berbelanja jika ada bahan – bahan yang dianggapnya kurang, karena dia tahu betul apa yang akan dia masak dan bagaimana dia memasak bahan – bahan tersebut menjadi makanan yang dia inginkan.


Terkadang walaupun sudah punya resep dan sudah mengikuti petunjuk yang tertulis pada resep pun, tak selalu masakan kita itu berhasil, karena walaupun memasak itu merupakan salah satu pekerjaan rumah tangga yang dasar, namun memasak itu adalah sebuah seni, ada proses yang rumit di dalamnya. Di dalam memasak, untuk menghasilkan hidangan yang terbaik, ketelitian memilih dan mempersiapkan bahan - bahan yang berkualitas itu sangat penting. Ada pula hal yang berkaitan dengan time management, pengaturan workspace area kita memasak, ada pula pengaturan suhu, karena jika terlalu cepat masakan itu bisa masih mentah, dan jika terlalu lama makanan itu bisa gosong dan tak enak. Namun yang paling mahal dalam memasak menurut saya itu adalah intuisi seorang koki. Hal ini tidak bisa didapatkan di sekolah memasak atau hanya dengan membaca saja, melainkan didapatkan dari kombinasi antara belajar dan berlatih terus-menerus. Semakin ahli dan tinggi intuisi seorang koki, maka akan semakin natural dan effortless pula dia bisa mengombinasikan berbagai jenis bahan - bahan makanan, tahu takaran yang tepat untuk menaruh bumbu – bumbu yang diperlukan, tahu mengatur areanya memasak, mengalirkan proses – proses dalam memasak, memakai pisau dengan cepat dan aman, seolah – olah tubuhnya tanpa harus diperintah oleh otak lagi, bisa bergerak sendiri melakukan tugasnya dalam mengolah dan mengeluarkan kualitas yang terbaik dari bahan - bahan makanan.


  • D. Refleksi

Photo by Aphiwat  chuangchoem from Pexels

Prinsip yang sama kuyakin bisa juga diterapkan dalam kehidupan. Masing – masing kita adalah seorang koki kehidupan. Tidak bisa tidak, selama hayat masih dikandung badan, kita harus menjalani hidup sebagaimana waktu yang terus melaju. Kita mesti memilih ingin menjadi koki seperti apa, koki yang buruk, koki yang baik, koki rumahan atau justru secara luar biasa menajadi koki kelas dunia? Kalau saya, saya ingin bangun setiap pagi dengan “resep” yang ingin kubuat yakni goal atau tujuan. Menjalani hari dengan mempersiapkan terlebih dahulu bahan – bahan untuk “memasak” yakni bisa berupa jadwal, to-do list, ilmu, motivasi, strategi atau apa pun itu yang diperlukan oleh “resepku”. Lalu mulai “memasak”, menjalani hari dan berlatih terus – menerus sehingga intuisiku terus meningkat, mengolah hidupku hingga akhirnya aku bisa menghidangkan “sajian” yang terbaik bagi Tuhan Allahku, sehingga ketika Dia datang menghampiriku, aku menjamu-Nya dengan “makanan” yang terbaik, duduk semeja dengan-Nya dan ketika Dia menyantap makanan yang kupersembahkan untuk-Nya, aku bisa melihat senyuman di wajah-Nya. That’s what i called Happiness.


Terima kasih sudah mengunjungi blog ini, dan terima kasih sudah membaca karya saya. Jika teman – teman menyukai tulisan ini, silahkan klik tombol love dibawah, atau jika teman – teman merasa terberkati dan merasa tulisan ini layak dibagikan, feel free to share guys, silahkan klik tombol share yang tersedia dibawah, atau bisa membagikannya di sosial media teman – teman, agar lebih banyak lagi orang - orang yang terberkati.

Teman – teman juga bisa subscribe saya dengan mengisi form subscribe di paling bawah page ini, agar tak ketinggalan berita dan karya – karya saya yang lainnya. Dan kalau teman - teman ingin berinteraksi dengan saya, boleh follow sosial media saya yang ada di paling bawah halaman ini.

Akhir kata,

Jangan Lupa Bahagia Stay Awesome, dan Tuhan Yesus Memberkati.

1 comentario


anggre2110
11 feb

Feel blessed with this blog.. GOD bless us 😇

Me gusta
Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Listen to My Music (FREE)
bottom of page